Al-Qur an
A.1 Secara bahasa
Ulama’ berbeda pendapat tentang nama “al- Qur an”, diantara
perbedaan-perbedaan tersebut adalah: apakah merupakan musytaaq atau bukan,
menggunakan hamzah atau tidak , merupakan bentuk mashdar atau sifat dan
sebagainya. Diantara pendapat-pendapat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Al-Qur an merupakan mashdar fi’il
(kata kerja) dari lafadz قرأ yang berarti تلى
(membaca) Al-Qur an ( القرأن) terbentuk mengikuti wazan الرجحان atauالغفران dan demikian pula
seterusnya, yang kemudian dinukilkan dari bentuk “mashdar” nya sehingga menjadi sebuah isim)/
kata benda yang menunjukkan kalam yang diturunkan kepada Muhammad SAW.Al-Qur an
yang berarti bacaan seperti misalnya dapat
dilihat dalam surat al-Qiyamah(40) : 17 dan 18:
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ
وَقُرْآنَهُ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ
فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ
Artinya:
17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya.
18. apabila Kami
telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.
2. Al-Qur an merupakan sifat yang mengikuti wazan فعلان dari kata fiil (kata kerja) قرأ yang berarti mengumpulkan, seperti misalnya
kalimat قرأت الما ء في الحوض
, artinya : Aku
mengmpulkan air kedalam haudzi , dalam
pengertian al-Qur an yang barasal dari kata قرأ tersebut Sehingga
menjadi القر أن yang berarti kumpulan yaitu kitab Allah yang
merupakan kumpulan dari surat – surat dan ayat- ayat. Diantara yang berpendapat
demikian adalah Kaum yang dipimpin oleh Al-Zajaj al-Nahwi
3. Al-Qur an merupakan “muystaq” dari قرأ , karena bersusunya al-Qur an dari surat ,ayat dan
huruf – huruf didalamnya itulah sebabnya disebut قران dengan
nun asli dan mendapatkan penambahan hamzah mamdudah zaidah sehingga menjadi قر أن , karena into, menurut pendapat ini apabila ada yang
berpendapat bahwa قر أن apabila ditulis قران tanpa hamza dianggal “dlo’if”( lemah) diantara ulama’ yang berpendapat demikian
adalah Al-Asy’ari.
4. Al-Qur an merupakan isim ‘alam yang
diberikan oleh Allah SWT atas kitab suci
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana kitab Taurat yang
diturunkan kepada Musa dan Injil yang diturunkan kepada Isa dimana kesemuanya
adalah nama “kitab suci” dan tidak
berasal dari bentukan kata kerja (fiil) ataupun kata benda (isim).
Karena itulah Al-Qur an didefinisan oleh ulama sebagaimana penegertian diatas.
Kata al-Qur an disebutkan sebanyak
tiga pulu enem kali yaitu: Surat Al-Baqarah ayat 185, Surat An-Nisa ayat 82,
Surat Al-Maidah ayat 101, Surat Al-An ‘am ayat 19, Surat al-A’raf 204, Surat
at-Taubah 111, Surat Yunus ayat 15,37 dan 61, Surat Yusuf ayat 3, Surat Ak-Hijr
ayat 1, 87 dan 91, Surat an-Nahl ayat 98, Surat al-Isra ayat 9, 41, 45,46,
60,78, 82,88 dan 89, Surat al-Kahfi ayat 54, Surat Toha ayat 2 dan114, Surat
al-Furqon ayat 30 dan 32, Surat an-Naml ayat 1, 6, 76, dan 92, Suarat Al-Qososh
ayat 85, Surat ar-Rum ayat 58, Surat Saba’ ayat 31, Surat Ya sin ayat 2 dan 69,
Surat Shod ayat 1, Surat Al-Zumar ayat 27,Surat Fushilat ayat 26, Surat
al-Zukhruf ayat 31, Surat al-Ahqof ayat 29, Surat Muhammad ayat 24, Surat Qof
ayat 1 dan 45, Surat al-Qomar ayat 17, 22,32 dan 40, Surat al-Rahman ayat 2,
Surat al-Waqi’ah ayat 77, Surat al-Hasyr ayat 21, Surat al-Muzammil ayat 4 dan
20, Surat al-Insan ayat 23, Surat al-Insiqoq ayat 21 , Surat al-Buruj ayat 21 .
Disamping kata القرأن
terdapat kata قرءانا didalam
beberapa ayat dalam al-Qur an , yaitu bentuk redaksi yang berbeda tetapi dari jenis yang
sama dengan kata القرأن , yaitu terdapat pada Surat Yusuf
ayat 2, ar- Ra’d ayat 31, al- Isra’ ayat 106, Thoha ayat 113, Azzumar ayat 28,
Fushilat ayat 3, dan 44, Asysyura ayat 7, Azzuhruf ayat 3, al-Jin ayat 1,
disamping ditemukan pula kata قرأنه yaitu pada surat al-Qiyamah ayat 17 dan 18.
A.2. Secara Istilah
Secara Istilah Al-Qur an didefinisikan secara berbeda-beda akan tetapi memiliki
subtansi yang sama dan tidak saling
bertentangan satu dengan yang lainya, diantaranya adalah:
كلام الله المعجز, المنزل على
رسوله محمد صلى الله عليه و سلم بوسطة
الا مين جبريل عليه وسلم
المكتوب في المصاحف المقول الينا ب التواتر المتعبد بتلاوته
Artinya: Kalam Allah Mu’jiz yang
diturunkan kepad Rasul-Nya : Muhammad SAW dengan perantara Al-Amin Jibril
As.yang dituliskan dalam lembaran-lembaran disampaikan kepada kita secara
mutawatir dan menjadi ibadah membacanya.(Ahmad Mahmud Abdussami’:10)
Profesor DR Wahbah Zuhailiy dalam tafsir “al-Munir”nya
menyatakan definisi yang lain tentang al-Qur an yaitu:
القرأن : هو كلام
الله المعجز , المنزل على النبى محمد صلى الله عليه و سلم با
للفظ العر بى, المكتوب فى المصاحف, المتعبد بتلاوته , المنقول با لتواتر, المبدوء بسورة الفاتحة , المختوم
بسورة الناس
Artinya:Al-Qur an adalah kalam
Allah yang Mu’jiz ,yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan menggunakan
lafadz Arab , yang dituliskan dalam lembaran-lembaran mushhaf,menjadikan ibadah
dengan membacanya, dinukilkan secara mutawatir, diawali dengan surat al-Fatihah
dan ditutup dengan surat an-Nas.
Dari dua
pengertian diatas meski tampak sedikit berbeda, akan tetapi sejatinya keduanya
saling melengkapi tentang apa yang dimaksud dengan al-Qur an dan dapat
dijabarkan sebagai berikut :
a. Kalam Allah yang Mu’jiz (yang
melemahkan):
Mu’jizat
berasal dari bahasa Arab اعجز yaitu yang membuat lemah atau tidak mampu,
pelakunya disebut sebagai معجز artinya yang melemahkan, tambahan ta’ marbutho ( ة ) pada akhirnya menunjukkan arti superlative(mubalaghah),
yaitu kemampuan mengalahkan yang luar biasa.Mu’jizat diterjemahkan oleh pakar
agama Islam antara lain sebagaimana dinukil Quraishshihab sebagai “ sesuatu
hal atau peristiwa yang luar biasa yang terjadi pada seseorang yang mengaku
nabi sebagai bukti kenabianya yang ditantangkan kepada yang ragu namun mereka
(yang ditantang) tidak mampu melayani tantangan itu.”
Pengertian
mu’jizat sebagaimana dijelaskan diatas berbeda dengan pengertian Mu’jizat
seperti yang terdapat dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia yang mengartikan sebagai kejadian ajaib yang sukar oleh akal
manusia. Banyak kejadian yang tampak ajaib atau bahkan tampak luar biasa akan
tetapi tidak serta merta disebut mu’jizat apabila tidak memenuhi ciri esensial
dari mu’jizat sebagaimana di gambarkan dalam difinisi Mu’jizat menurut pakar
agama Islam diatas. Diantara kejadian yang tampak ajaib dan tampak luar biasa
tetapi tidak bisa disebut mu’jizat antara lain:
-
Sihir tidak bisa
disebut mu’jizat karena meskipun tampak ajaib akan tetapi tidak luar biasa
karena seringnya terjadi dan sihir bisa dipelajari .
-
Irhash: kejadian luar biasa yang terjadi pada masa sebelum
diangkat sebagai nabi atau Rasul.
-
Karomah, kejadiannya luar biasa yang terjadi pada kekasih Allah
dan bukan nabi
-
Ihanah
(penghinaan) atau istidraj (rangsangan untuk lebih berbuat durhaka)
kejadian luar biasa yang terjadi pada orang durhaka sebagai penghinaan (ihanah)
atau rangsangan agar orang durhaka tersebut lebih durhaka (istidraj).
Al-Qur an menjadi
mu’jizat Nabi Muhammad SAW sebagai bukti atas pengakuannya sebagai nabi dan
al-Qur an juga menantang pada siapa saja yang ragu terhadapnya dengan membuat
yang serupa dengannya , tantangan tersebut hingga kini tidak ada yang mampu
melayaninya.Ketidak mampuan melayani tantangan al-Qur an ini banyak dikisahkan
dalam al-Qur an diantaranya dalam surat al-Baqarah ayat 23:
وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا
نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِ وَادْعُوا
شُهَدَاءَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Artinya:dan jika kamu
(tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami
(Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.(QS:
Al-Baqarah(2): 23)
Dalam Surat al-Isra(17) yata 88:
قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنسُ
وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَن يَأْتُوا بِمِثْلِ هَـٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ
بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Artinya:Katakanlah:
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia,
Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS al-Isra(17)ayat 88)
Demikian pula dalam surat
Yunus(10)ayat 38
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ
فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُم مِّن دُونِ اللَّهِ إِن
كُنتُمْ صَادِقِينَ
Artinya: atau (patutkah) mereka
mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "(Kalau benar
yang kamu katakan itu), Maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan
panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah,
jika kamu orang yang benar." (QS: Yunus(10)ayat 38)
Surat Hud(11): ayat 13
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ
فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِّثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُم
مِّن دُونِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Artinya:. bahkan mereka mengatakan:
"Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah: "(Kalau
demikian), Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang
menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain
Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS Hud(11): ayat 13
Serta Surat ath-Thur(52)
ayat 33-34.
أَمْ يَقُولُونَ تَقَوَّلَهُ ۚ بَل لَّا
يُؤْمِنُونَ . فَلْيَأْتُوا
بِحَدِيثٍ مِّثْلِهِ إِن كَانُوا صَادِقِينَ
Artinya :ataukah
mereka mengatakan: "Dia (Muhammad) membuat-buatnya". sebenarnya
mereka tidak beriman.
Maka hendaklah
mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang
yang benar.
Surat
ath-Thur(52) ayat 33-34
b. Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Al- Qur
an adalah bukan satu-satunya kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT.
Sebelumnya Allah telah menurunkan kitab Suci Tauran kepada Nabi Musa, kitab
Zabur kepada Nabi Daud,Injil kepada Nabi Isa serta Suhuf yang diberikan kepada
Nabi Ibrahim ‘Alaihimussalam. Hal ini yang membedakan dengan kalam Allah yang
lain seperti Taurot dan Injil serta kitab suci yang lain, artinya , selain
al-Qur an tidak bisa disebut al-Qur an karena kitab suci yang lainya tidak
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
c.
Melalui perantara malaikat Jibril
Jibril
adalah Malaikat yang bertugas
menyampaikan wahyu Allah SWT. Termasuk juga menyampaikan wahyu al-Qur an kepada
Nabi Muhammad SAW. Proses turunya wahyu Al-Qur an melalui Jibril hingga sampai
kepada Rasulullah SAW berlangsung
melalui dua tahapan, Pada tahapan pertama Al-Qur an diturunkan sekaligus kepada
Malaikat jibril dalam satu malam yang dikenal dengan malam lailatul Qadar.
Kemudian pada Tahap kedua Al-Qur an disampaikan oleh Jibril AS kepada Nabi
Muhammad SAW. Secara berangsur-angsur sesuai dengan keadaan atau peristiwa yang melatar belakanginya. Hal
ini berbeda dengan Taurat dan Injil yang
diturunkan sekaligus dalam satu masa.
d. Dituliskan dalam lembaran-lembaran
Mush-haf
Kata Mushhaf diambil dari
kata ash-haf (اصحف
) yaitu kumpulan yang didalamnya merupakan lembaran-lembaran
yang disebut al- shuhf (الصحف
) dan shuhuf adalah kumpulan dari shohifah yaitu bagian dari jilid atau
lembaran-lembaran yang didalamnya terdapat tulisan-tulisan, dan seperti itulah
al-Qur an ditulis.
e. Dengan menggunakan bahasa Arab
Pada masa
Nabi Muhammad SAW, tidak ada karya prosa Arab yang kualitasnya sangat baik
karena itu al-Qur an adalah karya terbaik pertama dan sejak saat itu terus
menjadi model penciptaan berbagai karya prosa, namun demikian sejarawan
mengakui bahwa karya sastra Arab baik
itu puisi ataupun prosa apabila telah meluncur dari lisan bangsa rumpun semit
tersebut akan memiliki daya mempengaruhi
pikiran layaknya hembusan “sihir yang halal” (sihr halal). “Kebijakan”
menurut peribahasa yang muncul belakangan “ Muncul dalam tiga Hal : Otang orang
prancis,tangan orang cina dan lidah orang Arab”, demikian Philip K Hitti
mengomentari tentang Perkembangan dan pengaruh Bahasa Arab Utara dalam bukunya
History of The Arabs halaman 112. Dan dalam bahasa Arab tersebut Allah SWT memilih
menurunkan kitab suci terakhirNya.
f.
Menjadikan Ibadah dengan membacanya
Diantara
Ibadah-ibadah yang diwajibkan oleh Allah adalah Sholat, didalamnya terdapat
bacaan-bacaan al-Qur an yang bersifat wajib dan tidak boleh ditinggalkan Yaitu
Surat al-Fatihah, disamping terdapat pula bacaan al-Qur an yang bersifat sunnah
yang dibaca pada posisi berdiri dirokaat pertama dan kedua setelah membaca
Surat al-Fatihah, dengan demikian dapat dipahami bahwa membaca al-Qur an
menjadi ibadah bukan saja bermakna membacanya diwaktu-waktu yang kita luangkan
untuknya akan tetapi membacanya justru menjadi pondasi ibadah wajib kita karena
membaca al-Qur an yaitu surat al-Fatihah merupakan rukun Sholat yang menjadikan
batalnya sholat apabila meninggalkanya. Dekat
nya umat Islam dengan bacaan al-Qur an baik dalam solat maupun diluar sholat
juga dapat dilihat pada beberapa hal berikut:Al-Qur an terbitan Makkah ,madinah
dan wilayah Arab lainya disamping menggunakan istilah ayat,surat dan juz juga
menggunakan istilah Hizb yang mengandung arti bacaan yang dijadikan dzikir
sehari hari, umat Islam dari bangsa Arab memang menjadikan al-Qur an sebagai
sarana ibada dzikir sehari hari, dalam 30 juz al-Qur an terdapat 60
hizb,disetiap juznya terdapat 2 hizb dengan demikian dapat diketahui bahwa
al-Qur an dijadikan mereka dzikir, satu kali duduknya satu hidzib. Di Pakistan
dan Indonesia ,al-Qur an menggunakan tanda” ع" dipinggir yang lazim disebut
ruku’ , tanda ini tidak ditemukan dalam al-Qur an terbitan Arab, tanda ini
disebut ruku’ karena ketika Sholat dalam membaca surat selesai membaca fatihah
mereka melakukan ruku’ pada tanda-tanda tersebut.
g.
Dinukilkan secara mutawatir
yaitu diriwayatkan oleh lisan orang yang
banyak sehingga tidak terjadi kesalahan atau kedustaan karena sebab jumlah yang
banyak dan keadilan orang yang banyak tersebut. Penulisan dan pembacaan al-Qur
an harus mengikuti kaidah penulisan al-Qur an dan kaidah tajwid didalam
pembacaanya dengan “kewajiban syar’I” sehingga berimplikasi pada dosa
bila meninggalkannya. Muhammad Syuhada al-Ghul bahkan menyatakan bahwa dalam
membaca al-Qur an ada tiga ketentuan yang tidak boleh ditinggalkan. Pertama
: Bacaan al-Qur an itu harus didapatkan dari sumber yang sanadnya tersambung
(Muttashil) tanpa putus hingga keRasulullah dengan jalan yang Mutawatir. Kedua
: Harus Sesuai dengan kaidah bahasa Arab.dan Ketiga : Harus sesuai dengan
kaidah rasm Mush haf Utsmaniy( Muhammad Syuhada al-Ghul:28-29)
Mushhaf
Utsmaniy adalah Mush haf yang di Tulis pada Masa Khalifah Ustman yang kemudian
dijadikan setandar Al-Qur an bagi semua umat Islam. Mushhaf al-Qur an rasm
tsmani dibuat salinannya menjadi enam yang kemudian masing-masing dikrim
sebagai setandar al-Qur an ke Makkah, Madinah, Syam, Bashrah,Kufah dan Satu Mushhaf
dipegang Khalifah Usman yang kemudian dikenal dengan Mushhaf Imam . Keenam
Mushhaf diatas inilah yang kemudian dikenal hingga saat ini dengan nama “Mushaf
Usmaniy”. Termasuk salinan-salinannya seperti halnya al-Qur an yang ada
pada saat ini adalah merupakan salinan dari Mushaf Ustmaniy.
Mushhaf
Usmani dijadikan setandar penulisan dan pembacaan al-Qur an bagi seluruh umat
Islam diseluruh dunia hingga saat ini Kecuali oleh Umat Islam sekte Syi’ah yang
menggunakan al-Qur an setandar yang dikenal dengan mushhaf Ali. Yang berbeda
dari kedua Mushhaf ini adalah Mushhaf Ali diawali dengan Surat al-Fatihah
kemudian Surat Yusuf, al-Maidah dan seterusnya(Sirajuddin Abbas:154) sMushhaf
Usman dalam penyusunannya diawali dari surat al-Fatihah kemudian berturut-turut
surat al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa dan seterusnya sebagaimana yang digunakan
pada Umumnya umat Islam saat ini.
h. Merupakan satu kesatuan dari yang
paling pendek dari padanya,
Bagian
terpendek dari al-Qur an adalah huruf –huruf al-Qur an yang daripadanya
kemudian dirangka menjadi “kalimat”,
yaitu istilah arab untuk menyebut kata (hal ini berbeda dengan pengertian
kalimat menurut pengertian bahasa Indonesia yang menyebut kalimat sebagai
kumpulan dari kata) untuk selanjutnya menjadi rangkaian-rangkaian ayat dan
seterusnya surat kemudian menjadi satu kitab suci Al-Qur an dalam rangkaianya
yang itu. Al-Qur an terdiri dari 77.934 kata,dengan 6.236 ayat dan 323.621 huruf menurut satu fersi, atau 320.211 huruf,
77.436 kata, 6226 ayat menurut fersi ulama damsyiq, atau 6232 menurut ulama
Hamshy, 6217 menurut ulama’Madinah periode awal dan 6214 menurut ulama madinah
periode akhir serta ada yang mengatakann 6666 ayat, terdiri dari 114 Surat,60
Hizb dan 30 Juz, kesemuanya itu merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan yang lainya. ,artinya satu hurufpun dari al-Qur an
berarti itu adalah al-Qur an, maka tidaklah berdusta apabila ada seseorang yang
hafal satu surat dari al-Qur an kemudian ia mengatakan hafal al-Qur an kecuali
dia mengatakan hafal keseluruhan dari al-Qur an sedang dia hanya hafal hanya
satu surat dari al-Qur an.
i.
Diawali surat al-Fatihah dan ditutup dengan an-Nas.
Al-Qur an disusun diawali
dengan surat fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas dalam suatu susunan yang
tampak mekanis didasarkan atas panjang pendeknya surat hingga kemudian
pengelompokan pengelompokan itu Rasulullah SAW. memunculkan istilah-istilah
sebagai berikut:
1. Al-Sab’u al-Tuwal:Tujuh surat yang panjang, yaitu Al-Baqarah,
Ali Imran,An-Nisa,-Maidah,Al-An’am, Al-A’raf dan Yunus (tentang
surat ketujuh ini terdapat perbedaan apakah Yunus atau, Surat al-Anfal
dan Surat al-Bara’ah yang digabungkan mengingat antara keduanya tidak
terdapat “basmalah” yang memisahkannya.
2. Al-Mi’un:Yaitu surat-surat al-Qur an yang
jumlah ayatnya dalam kisaran seratusan lebih seperti surat Hud, Yusuf dan al-Mu’min
3. Al-Matsaniy: Surat –surat dalam al-Qur an yang
jumlah ayatnya kurang sedikit dari seratus seperti surat al-Anfal, al-Hijr
dan sebagainya.
4. Al-Mufashshol: disebut al-Mufashol
dikarenakan banyaknya surat-surat itu dipisahkan oleh “basmallah”. Al-Mufahsol
ini terbagi menjadi tiga yaitu Thul-wal Mufashol:Darisurat al- Hujurat
hingga akhir surat al-Mursalat, Awashithul mufashol yaitu dari
surat An-Naba’ sampai surat akhir al-Lail dan Qashoorul
Mufashshol yaitu dari surat al-Dluha sampai akhir dari al-Qur an .
B. Nama-nama lain Al-Qur an
Al-Qur an memiliki nama-nama baik
yang diambil dari isyarat al- Qur an itu sendiri, atau dari fungsi
diturunkanya, diantara nama-nama tersebut adalah:
a.
Al-Qur
an : Disamping karena dengan nama ini, kitab ini disebut baik oleh Allah SWT
sendiri dan oleh Rasulullah SAW. Dalam
hadits-hadits beliau, nama Al-Qur an bagi yang berpendapat bahwa nama al-Qur an
berasal dari kata Qara’a (bacaan) maka al-Qur an merupakan tepresentasi dari
sebagian fungsi diturunkanya, yatu sebagai bacaan.
Abu Ubaidah berpendapat
bahwa diberinya nama al-Qur an dikarenakan al-Qur an merupakan susunan dari
kumpulan surat-surat. Allah berfirman:
ان علينا جمعه و قرأنه
Artinya :
Maksudnya adalah
dikumpulkanya al-Qur an dan bacaanya, sebagaimana al-Qur an diturunkan secara
berangsur angsur sebagian demi sebagian, maka dengan dikumpulkanya sebagian
demi sebagian itulah yang dimaksud dengan Qur an.(Wahbah Zuhaili :1/16)
b. Al-Kitab : berasal dari kata “
al-katbi” ( الكتب
) yang berarti “
al-Jam’I” (الجمع
) karena al-Qur an mengandung kumpulan dari berbagai macam kisah, ayat hokum
dan berita-berita tertentu. (ibid)
c.
Al-Mushhaf
dari ash-haf (اصحف
) yaitu kumpulan yang didalamnya merupakan
lembaran-lembaran yang disebut al- shuhf (الصحف ) dan shuhuf adalah kumpulan dari
shohifah yaitu bagian dari jilid atau lembaran-lembaran yang didalamnya
terdapat tulisan-tulisan, Abu Bakar Ashshiddiq khalifah pertama “mempopulerkan”
nama mush haf untuk menyebut al-Qur an, dan hingga kini masih digunakan
istilah tersebut.
d. Al-Nur Artinya adalah cahaya, sebagaimana cahaya
yang dapat menyingkap kegelapan, al-Qur an disebut an-Nur karena al-Qur an menyingkap
kebenaran, menjelaskan penutup perkara halal dan haram dan perkara-perkara yang
ghaib yang tidak mampu dijangkau oleh akal
e. Al-Furqon artinya al-Qur an adalah
pembeda antara haq dan bathil , pembeda antara iman dan kafir , serta baik dan
buruk sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Furqon ayat 1.
Disamping nama-nama tersebut terdapat
pula nama-nama al-Qur an yang lain seperti Al-Dzikr, Al-Tanzil dan Al-Matsani.
Disusun oleh Bpk.Masrukin, M.SQ selaku dosen Ulmul Quran