Kamis, 10 Januari 2013

file ini sebgai saarana berbagi ilmu


Al-Qur an 
 
          Pengertian Al-Qur an

A.1 Secara bahasa

Ulama’ berbeda pendapat  tentang nama “al- Qur an”, diantara perbedaan-perbedaan tersebut adalah: apakah merupakan musytaaq atau bukan, menggunakan hamzah atau tidak , merupakan bentuk mashdar atau sifat dan sebagainya. Diantara pendapat-pendapat tersebut adalah sebagai berikut:
1.       Al-Qur an merupakan mashdar fi’il (kata kerja) dari lafadz  قرأ yang berarti تلى  (membaca)  Al-Qur an (  القرأن) terbentuk mengikuti wazan الرجحان atauالغفران   dan demikian pula seterusnya, yang kemudian dinukilkan dari bentuk  mashdar” nya sehingga menjadi sebuah isim)/ kata benda yang menunjukkan kalam yang diturunkan kepada Muhammad SAW.Al-Qur an yang berarti bacaan  seperti misalnya dapat dilihat dalam surat al-Qiyamah(40) : 17 dan 18:

إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ  فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ
Artinya: 17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
18. apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.

2.       Al-Qur an merupakan sifat  yang mengikuti wazan فعلان dari kata fiil (kata kerja) قرأ  yang berarti mengumpulkan, seperti misalnya kalimat قرأت الما ء في الحوض  , artinya : Aku mengmpulkan air kedalam haudzi ,   dalam  pengertian al-Qur an yang barasal dari kata قرأ   tersebut  Sehingga menjadi القر أن   yang berarti kumpulan yaitu kitab Allah yang merupakan kumpulan dari surat – surat dan ayat- ayat. Diantara yang berpendapat demikian adalah Kaum yang dipimpin oleh Al-Zajaj al-Nahwi

3.       Al-Qur an merupakan  muystaq”  dari قرأ , karena bersusunya al-Qur an dari surat ,ayat dan huruf – huruf didalamnya itulah sebabnya  disebut  قران dengan nun asli dan mendapatkan penambahan hamzah mamdudah zaidah sehingga menjadi قر أن  , karena into, menurut pendapat ini apabila ada yang berpendapat bahwa  قر أن   apabila ditulis    قران  tanpa hamza dianggal “dlo’if”( lemah)   diantara ulama’ yang berpendapat demikian adalah Al-Asy’ari.

4.       Al-Qur an merupakan isim ‘alam yang diberikan oleh Allah SWT  atas kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana kitab Taurat yang diturunkan kepada Musa dan Injil yang diturunkan kepada Isa dimana kesemuanya adalah nama “kitab suci”  dan tidak berasal dari bentukan kata kerja (fiil) ataupun kata benda (isim). Karena itulah Al-Qur an didefinisan oleh ulama sebagaimana penegertian diatas.

Kata al-Qur an disebutkan sebanyak tiga pulu enem kali yaitu: Surat Al-Baqarah ayat 185, Surat An-Nisa ayat 82, Surat Al-Maidah ayat 101, Surat Al-An ‘am ayat 19, Surat al-A’raf 204, Surat at-Taubah 111, Surat Yunus ayat 15,37 dan 61, Surat Yusuf ayat 3, Surat Ak-Hijr ayat 1, 87 dan 91, Surat an-Nahl ayat 98, Surat al-Isra ayat 9, 41, 45,46, 60,78, 82,88 dan 89, Surat al-Kahfi ayat 54, Surat Toha ayat 2 dan114, Surat al-Furqon ayat 30 dan 32, Surat an-Naml ayat 1, 6, 76, dan 92, Suarat Al-Qososh ayat 85, Surat ar-Rum ayat 58, Surat Saba’ ayat 31, Surat Ya sin ayat 2 dan 69, Surat Shod ayat 1, Surat Al-Zumar ayat 27,Surat Fushilat ayat 26, Surat al-Zukhruf ayat 31, Surat al-Ahqof ayat 29, Surat Muhammad ayat 24, Surat Qof ayat 1 dan 45, Surat al-Qomar ayat 17, 22,32 dan 40, Surat al-Rahman ayat 2, Surat al-Waqi’ah ayat 77, Surat al-Hasyr ayat 21, Surat al-Muzammil ayat 4 dan 20, Surat al-Insan ayat 23, Surat al-Insiqoq ayat 21 , Surat al-Buruj ayat 21 .
                                                                                                                                                Disamping kata القرأن   terdapat  kata قرءانا  didalam beberapa ayat dalam al-Qur an , yaitu bentuk  redaksi yang berbeda tetapi dari jenis yang sama   dengan kata   القرأن , yaitu terdapat pada Surat Yusuf ayat 2, ar- Ra’d ayat 31, al- Isra’ ayat 106, Thoha ayat 113, Azzumar ayat 28, Fushilat ayat 3, dan 44, Asysyura ayat 7, Azzuhruf ayat 3, al-Jin ayat 1, disamping ditemukan pula  kata قرأنه yaitu pada surat al-Qiyamah ayat 17 dan 18.

A.2. Secara Istilah
Secara Istilah Al-Qur an didefinisikan  secara berbeda-beda akan tetapi memiliki subtansi yang sama dan tidak saling  bertentangan satu dengan yang lainya, diantaranya   adalah:

كلام الله المعجز, المنزل  على رسوله محمد صلى الله عليه و سلم بوسطة
 الا مين جبريل عليه وسلم المكتوب في المصاحف المقول الينا ب التواتر المتعبد بتلاوته
Artinya: Kalam Allah Mu’jiz yang diturunkan kepad Rasul-Nya : Muhammad SAW dengan perantara Al-Amin Jibril As.yang dituliskan dalam lembaran-lembaran disampaikan kepada kita secara mutawatir dan menjadi ibadah membacanya.(Ahmad Mahmud Abdussami’:10)
Profesor DR Wahbah Zuhailiy dalam tafsir “al-Munir”nya menyatakan definisi yang lain tentang al-Qur an yaitu:
القرأن : هو كلام الله المعجز , المنزل على النبى محمد صلى الله عليه و سلم   با للفظ العر بى, المكتوب فى المصاحف, المتعبد بتلاوته , المنقول      با لتواتر, المبدوء بسورة الفاتحة , المختوم بسورة الناس  
Artinya:Al-Qur an adalah kalam Allah yang Mu’jiz ,yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan menggunakan lafadz Arab , yang dituliskan dalam lembaran-lembaran mushhaf,menjadikan ibadah dengan membacanya, dinukilkan secara mutawatir, diawali dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas.
                Dari dua pengertian diatas meski tampak sedikit berbeda, akan tetapi sejatinya keduanya saling melengkapi tentang apa yang dimaksud dengan al-Qur an dan dapat dijabarkan sebagai berikut :
a.       Kalam Allah yang Mu’jiz (yang melemahkan):
Mu’jizat berasal dari bahasa Arab اعجز  yaitu yang membuat lemah atau tidak mampu, pelakunya disebut sebagai معجز  artinya yang melemahkan, tambahan ta’ marbutho (  ة ) pada akhirnya menunjukkan arti superlative(mubalaghah), yaitu kemampuan mengalahkan yang luar biasa.Mu’jizat diterjemahkan oleh pakar agama Islam antara lain sebagaimana dinukil Quraishshihab sebagai “ sesuatu hal atau peristiwa yang luar biasa yang terjadi pada seseorang yang mengaku nabi sebagai bukti kenabianya yang ditantangkan kepada yang ragu namun mereka (yang ditantang) tidak mampu melayani tantangan itu.”
Pengertian mu’jizat sebagaimana dijelaskan diatas berbeda dengan pengertian Mu’jizat seperti  yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan sebagai kejadian ajaib yang sukar oleh akal manusia. Banyak kejadian yang tampak ajaib atau bahkan tampak luar biasa akan tetapi tidak serta merta disebut mu’jizat apabila tidak memenuhi ciri esensial dari mu’jizat sebagaimana di gambarkan dalam difinisi Mu’jizat menurut pakar agama Islam diatas. Diantara kejadian yang tampak ajaib dan tampak luar biasa tetapi tidak bisa disebut mu’jizat antara lain:
-          Sihir tidak bisa disebut mu’jizat karena meskipun tampak ajaib akan tetapi tidak luar biasa karena seringnya terjadi dan sihir bisa dipelajari .
-          Irhash:  kejadian luar biasa yang terjadi pada masa sebelum diangkat sebagai nabi atau Rasul.
-          Karomah, kejadiannya  luar biasa yang terjadi pada kekasih Allah dan bukan nabi
-          Ihanah (penghinaan) atau istidraj (rangsangan untuk lebih berbuat durhaka) kejadian luar biasa yang terjadi pada orang durhaka sebagai penghinaan (ihanah) atau rangsangan agar orang durhaka tersebut lebih durhaka (istidraj).
 Al-Qur an menjadi mu’jizat Nabi Muhammad SAW sebagai bukti atas pengakuannya sebagai nabi dan al-Qur an juga menantang pada siapa saja yang ragu terhadapnya dengan membuat yang serupa dengannya , tantangan tersebut hingga kini tidak ada yang mampu melayaninya.Ketidak mampuan melayani tantangan al-Qur an ini banyak dikisahkan dalam al-Qur an diantaranya dalam surat al-Baqarah ayat 23:
وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Artinya:dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.(QS: Al-Baqarah(2): 23)



Dalam Surat  al-Isra(17) yata 88:
قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَن يَأْتُوا بِمِثْلِ هَـٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Artinya:Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS al-Isra(17)ayat 88)


Demikian pula dalam surat Yunus(10)ayat 38

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُم مِّن دُونِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Artinya: atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), Maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar." (QS: Yunus(10)ayat 38)



Surat Hud(11): ayat 13

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِّثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُم مِّن دُونِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Artinya:. bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS Hud(11): ayat 13




Serta Surat ath-Thur(52) ayat 33-34.
أَمْ يَقُولُونَ تَقَوَّلَهُ ۚ بَل لَّا يُؤْمِنُونَ . فَلْيَأْتُوا بِحَدِيثٍ مِّثْلِهِ إِن كَانُوا صَادِقِينَ
Artinya :ataukah mereka mengatakan: "Dia (Muhammad) membuat-buatnya". sebenarnya mereka tidak beriman.
Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar.
Surat ath-Thur(52) ayat 33-34

b.       Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Al- Qur an adalah bukan satu-satunya kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT. Sebelumnya Allah telah menurunkan kitab Suci Tauran kepada Nabi Musa, kitab Zabur kepada Nabi Daud,Injil kepada Nabi Isa serta Suhuf yang diberikan kepada Nabi Ibrahim ‘Alaihimussalam. Hal ini yang membedakan dengan kalam Allah yang lain seperti Taurot dan Injil serta kitab suci yang lain, artinya , selain al-Qur an tidak bisa disebut al-Qur an karena kitab suci yang lainya tidak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

c.        Melalui perantara malaikat Jibril

Jibril adalah Malaikat  yang bertugas menyampaikan wahyu Allah SWT. Termasuk juga menyampaikan wahyu al-Qur an kepada Nabi Muhammad SAW. Proses turunya wahyu Al-Qur an melalui Jibril hingga sampai kepada Rasulullah SAW  berlangsung melalui dua tahapan, Pada tahapan pertama Al-Qur an diturunkan sekaligus kepada Malaikat jibril dalam satu malam yang dikenal dengan malam lailatul Qadar. Kemudian pada Tahap kedua Al-Qur an disampaikan oleh Jibril AS kepada Nabi Muhammad SAW. Secara berangsur-angsur sesuai dengan keadaan  atau peristiwa yang melatar belakanginya. Hal ini berbeda dengan  Taurat dan Injil yang diturunkan sekaligus dalam satu masa.
d.       Dituliskan dalam lembaran-lembaran Mush-haf
Kata Mushhaf diambil dari kata ash-haf (اصحف )   yaitu kumpulan yang didalamnya merupakan lembaran-lembaran yang disebut al- shuhf (الصحف ) dan shuhuf adalah kumpulan dari shohifah yaitu bagian dari jilid atau lembaran-lembaran yang didalamnya terdapat tulisan-tulisan, dan seperti itulah al-Qur an ditulis.


e.       Dengan menggunakan bahasa Arab
Pada masa Nabi Muhammad SAW, tidak ada karya prosa Arab yang kualitasnya sangat baik karena itu al-Qur an adalah karya terbaik pertama dan sejak saat itu terus menjadi model penciptaan berbagai karya prosa, namun demikian sejarawan mengakui bahwa karya sastra  Arab baik itu puisi ataupun prosa apabila telah meluncur dari lisan bangsa rumpun semit tersebut  akan memiliki daya mempengaruhi pikiran layaknya hembusan “sihir yang halal” (sihr halal). “Kebijakan” menurut peribahasa yang muncul belakangan “ Muncul dalam tiga Hal : Otang orang prancis,tangan orang cina dan lidah orang Arab”, demikian Philip K Hitti mengomentari tentang Perkembangan dan pengaruh Bahasa Arab Utara dalam bukunya History of The Arabs halaman 112. Dan dalam bahasa Arab tersebut Allah SWT memilih menurunkan kitab suci terakhirNya. 

f.        Menjadikan Ibadah dengan membacanya
Diantara Ibadah-ibadah yang diwajibkan oleh Allah adalah Sholat, didalamnya terdapat bacaan-bacaan al-Qur an yang bersifat wajib dan tidak boleh ditinggalkan Yaitu Surat al-Fatihah, disamping terdapat pula bacaan al-Qur an yang bersifat sunnah yang dibaca pada posisi berdiri dirokaat pertama dan kedua setelah membaca Surat al-Fatihah, dengan demikian dapat dipahami bahwa membaca al-Qur an menjadi ibadah bukan saja bermakna membacanya diwaktu-waktu yang kita luangkan untuknya akan tetapi membacanya justru menjadi pondasi ibadah wajib kita karena membaca al-Qur an yaitu surat al-Fatihah merupakan rukun Sholat yang menjadikan batalnya sholat apabila  meninggalkanya. Dekat nya umat Islam dengan bacaan al-Qur an baik dalam solat maupun diluar sholat juga dapat dilihat pada beberapa hal berikut:Al-Qur an terbitan Makkah ,madinah dan wilayah Arab lainya disamping menggunakan istilah ayat,surat dan juz juga menggunakan istilah Hizb yang mengandung arti bacaan yang dijadikan dzikir sehari hari, umat Islam dari bangsa Arab memang menjadikan al-Qur an sebagai sarana ibada dzikir sehari hari, dalam 30 juz al-Qur an terdapat 60 hizb,disetiap juznya terdapat 2 hizb dengan demikian dapat diketahui bahwa al-Qur an dijadikan mereka dzikir, satu kali duduknya satu hidzib. Di Pakistan dan Indonesia ,al-Qur an menggunakan tanda” ع" dipinggir yang lazim disebut ruku’ , tanda ini tidak ditemukan dalam al-Qur an terbitan Arab, tanda ini disebut ruku’ karena ketika Sholat dalam membaca surat selesai membaca fatihah mereka melakukan ruku’ pada tanda-tanda tersebut.

g.        Dinukilkan secara mutawatir
 yaitu diriwayatkan oleh lisan orang yang banyak sehingga tidak terjadi kesalahan atau kedustaan karena sebab jumlah yang banyak dan keadilan orang yang banyak tersebut. Penulisan dan pembacaan al-Qur an harus mengikuti kaidah penulisan al-Qur an dan kaidah tajwid didalam pembacaanya dengan “kewajiban syar’I” sehingga berimplikasi pada dosa bila meninggalkannya. Muhammad Syuhada al-Ghul bahkan menyatakan bahwa dalam membaca al-Qur an ada tiga ketentuan yang tidak boleh ditinggalkan. Pertama : Bacaan al-Qur an itu harus didapatkan dari sumber yang sanadnya tersambung (Muttashil) tanpa putus hingga keRasulullah dengan jalan yang Mutawatir. Kedua : Harus Sesuai dengan kaidah bahasa Arab.dan Ketiga : Harus sesuai dengan kaidah rasm Mush haf Utsmaniy( Muhammad Syuhada al-Ghul:28-29)
Mushhaf Utsmaniy adalah Mush haf yang di Tulis pada Masa Khalifah Ustman yang kemudian dijadikan setandar Al-Qur an bagi semua umat Islam. Mushhaf al-Qur an rasm tsmani dibuat salinannya menjadi enam yang kemudian masing-masing dikrim sebagai setandar al-Qur an ke Makkah, Madinah, Syam, Bashrah,Kufah dan Satu Mushhaf dipegang Khalifah Usman yang kemudian dikenal dengan Mushhaf Imam . Keenam Mushhaf diatas inilah yang kemudian dikenal hingga saat ini dengan nama “Mushaf Usmaniy”. Termasuk salinan-salinannya seperti halnya al-Qur an yang ada pada saat ini adalah merupakan salinan dari Mushaf Ustmaniy.
Mushhaf Usmani dijadikan setandar penulisan dan pembacaan al-Qur an bagi seluruh umat Islam diseluruh dunia hingga saat ini Kecuali oleh Umat Islam sekte Syi’ah yang menggunakan al-Qur an setandar yang dikenal dengan mushhaf Ali. Yang berbeda dari kedua Mushhaf ini adalah Mushhaf Ali diawali dengan Surat al-Fatihah kemudian Surat Yusuf, al-Maidah dan seterusnya(Sirajuddin Abbas:154) sMushhaf Usman dalam penyusunannya diawali dari surat al-Fatihah kemudian berturut-turut surat al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa dan seterusnya sebagaimana yang digunakan pada Umumnya umat Islam saat ini.

h.       Merupakan satu kesatuan dari yang paling pendek dari padanya,
Bagian terpendek dari al-Qur an adalah huruf –huruf al-Qur an yang daripadanya kemudian dirangka menjadi  kalimat”, yaitu istilah arab untuk menyebut kata (hal ini berbeda dengan pengertian kalimat menurut pengertian bahasa Indonesia yang menyebut kalimat sebagai kumpulan dari kata) untuk selanjutnya menjadi rangkaian-rangkaian ayat dan seterusnya surat kemudian menjadi satu kitab suci Al-Qur an dalam rangkaianya yang itu. Al-Qur an terdiri dari 77.934 kata,dengan 6.236 ayat  dan 323.621 huruf  menurut satu fersi, atau 320.211 huruf, 77.436 kata, 6226 ayat menurut fersi ulama damsyiq, atau 6232 menurut ulama Hamshy, 6217 menurut ulama’Madinah periode awal dan 6214 menurut ulama madinah periode akhir serta ada yang mengatakann 6666 ayat, terdiri dari 114 Surat,60 Hizb dan 30 Juz, kesemuanya itu merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainya. ,artinya satu hurufpun dari al-Qur an berarti itu adalah al-Qur an, maka tidaklah berdusta apabila ada seseorang yang hafal satu surat dari al-Qur an kemudian ia mengatakan hafal al-Qur an kecuali dia mengatakan hafal keseluruhan dari al-Qur an sedang dia hanya hafal hanya satu surat dari al-Qur an.

i.         Diawali surat al-Fatihah dan ditutup dengan an-Nas.
Al-Qur an disusun diawali dengan surat fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas dalam suatu susunan yang tampak mekanis didasarkan atas panjang pendeknya surat hingga kemudian pengelompokan pengelompokan itu Rasulullah SAW. memunculkan istilah-istilah sebagai berikut:
1.       Al-Sab’u al-Tuwal:Tujuh surat yang panjang, yaitu Al-Baqarah, Ali Imran,An-Nisa,-Maidah,Al-An’am, Al-A’raf dan Yunus (tentang surat ketujuh ini terdapat perbedaan apakah Yunus atau, Surat al-Anfal dan Surat al-Bara’ah yang digabungkan mengingat antara keduanya tidak terdapat “basmalah” yang memisahkannya.
2.       Al-Mi’un:Yaitu surat-surat al-Qur an yang jumlah ayatnya dalam kisaran seratusan lebih seperti  surat Hud, Yusuf dan al-Mu’min
3.       Al-Matsaniy: Surat –surat dalam al-Qur an yang jumlah ayatnya kurang sedikit dari seratus seperti surat al-Anfal, al-Hijr dan sebagainya.
4.       Al-Mufashshol: disebut al-Mufashol dikarenakan banyaknya surat-surat itu dipisahkan oleh “basmallah”. Al-Mufahsol ini terbagi menjadi tiga yaitu  Thul-wal Mufashol:Darisurat al- Hujurat hingga akhir surat al-Mursalat, Awashithul mufashol yaitu dari surat An-Naba’ sampai surat akhir al-Lail dan Qashoorul Mufashshol yaitu dari surat al-Dluha sampai akhir dari al-Qur an .
 



B.       Nama-nama lain Al-Qur an

Al-Qur an memiliki nama-nama baik yang diambil dari isyarat al- Qur an itu sendiri, atau dari fungsi diturunkanya, diantara nama-nama tersebut adalah:
a.        Al-Qur an : Disamping karena dengan nama ini, kitab ini disebut baik oleh Allah SWT sendiri  dan oleh Rasulullah SAW. Dalam hadits-hadits beliau, nama Al-Qur an bagi yang berpendapat bahwa nama al-Qur an berasal dari kata Qara’a (bacaan) maka al-Qur an merupakan tepresentasi dari sebagian fungsi diturunkanya, yatu sebagai bacaan.
Abu Ubaidah berpendapat bahwa diberinya nama al-Qur an dikarenakan al-Qur an merupakan susunan dari kumpulan surat-surat. Allah berfirman:
ان علينا جمعه و قرأنه
Artinya :
Maksudnya adalah dikumpulkanya al-Qur an dan bacaanya, sebagaimana al-Qur an diturunkan secara berangsur angsur sebagian demi sebagian, maka dengan dikumpulkanya sebagian demi sebagian itulah yang dimaksud dengan Qur an.(Wahbah Zuhaili :1/16)
b.       Al-Kitab : berasal dari kata “ al-katbi” ( الكتب ) yang berarti “ al-Jam’I” (الجمع ) karena al-Qur an mengandung kumpulan dari berbagai macam kisah, ayat hokum dan berita-berita tertentu. (ibid)
c.        Al-Mushhaf dari ash-haf (اصحف )   yaitu kumpulan yang didalamnya merupakan lembaran-lembaran yang disebut al- shuhf (الصحف ) dan shuhuf adalah kumpulan dari shohifah yaitu bagian dari jilid atau lembaran-lembaran yang didalamnya terdapat tulisan-tulisan, Abu Bakar Ashshiddiq khalifah pertama “mempopulerkan” nama mush haf untuk menyebut al-Qur an, dan hingga kini masih digunakan istilah tersebut.
d.       Al-Nur  Artinya adalah cahaya, sebagaimana cahaya yang dapat menyingkap kegelapan, al-Qur an disebut an-Nur karena al-Qur an menyingkap kebenaran, menjelaskan penutup perkara halal dan haram dan perkara-perkara yang ghaib yang tidak mampu dijangkau oleh akal
e.       Al-Furqon artinya al-Qur an adalah pembeda antara haq dan bathil , pembeda antara iman dan kafir , serta baik dan buruk sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Furqon ayat 1.

Disamping nama-nama tersebut terdapat pula nama-nama al-Qur an yang lain seperti Al-Dzikr, Al-Tanzil dan Al-Matsani.

Disusun oleh Bpk.Masrukin, M.SQ   selaku dosen Ulmul Quran